Pagi ini, 5 Mei 2012, saya mendapatkan sharing perasaan dari seorang Menteri Kesehatan RI yang sungguh beriman dalam menghadapi sakit, penderitaan dan kematian. Berikut ini adalah kata-kata beliau yang disebar-luaskan melalui jasa layanan pesan singkat (short message services) yang saya peroleh dari salah seorang teman saya.
Sepenggal kata dari Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia … “Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata-kata ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya, “Why me?”. Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di Negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan social ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang sehat, cerdas, dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. “So … Why not?” Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya … Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan … jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu.”
Demikian penggalan kata Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. Tertanggal 13 April 2011.
Ungkapan hati seorang ibu penderita kanker menjelang kematian, seperti dituturkan di atas sungguh mencerminkan imannya yang kuat dan mendalam akan kebesaran Tuhan yang memberikan hidup dan mencintai manusia, baik dalam keadaan sehat atau sakit, dalam keadaan gembira atau susah, dalam keadaan untung atau malang.
Berikut ini adalah ungkapan sebuah doa yang dirumuskan oleh John Henry Kardinal Newman kepada Tuhan untuk memperoleh rahmat kematian yang indah.
Doa Mohon Kematian yang Indah
Ya Tuhanku dan Penyelamatku, topanglah aku pada jam-jam terakhir dari kehidupanku dengan tangan-tangan-Mu yang kuat, yakni sakramen-sakramen-Mu, dan harum wanginya penghiburan-Mu. Biarlah kata-kata pengampunan-Mu Engkau perdengarkan kembali untukku, dan biarkanlah juga aku dapat menerima tanda perminyakan pada dahiku, dan biarlah Tubuh-Mu sendiri menjadi makananku, dan Darah-Mu menjadi minumanku, dan biarlah Bunda-Mu Maria datang kepadaku, dan malaikat-Mu membisikkan kedamaian kepadaku, dan para orang kudus-Mu yang telah mulia dan para pelindungku sendiri tersenyum kepadaku, sehingga di dalam dan melalui mereka itu aku dapat mati sebagaimana aku menginginkan hidup, di dalam Gereja-Mu, di dalam iman kepada-Mu, dan di dalam cinta-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar