Para sahabat yang terkasih, baiklah saya mengawali surat saya ini dengan mengutip sebuah kalimat bijak dari seorang sahabat yang tidak saya kenal (unknown), yang mengatakan: “The only unsinkable ship is friendship.” Artinya, “Kapal yang tidak akan pernah tenggelam adalah kapal persahabatan.” Kata-kata yang saya kutip ini sungguh amat menarik dan menyentuh hati saya pada minggu-minggu terakhir dalam bulan Juli ini.
Selama 25 tahun saya bekerja di Penerbit-Percetakan Kanisius (1 Juli 1987-31 Juli 2012), saya telah mendapatkan pengalaman hidup yang tak pernah saya lupakan, yakni: persahabatan. Selama bersahabat dengan Anda, saya telah menerima banyak anugerah dari Tuhan karena kehadiran Anda sebagai sahabat, tidak hanya nilai kemanfaatan (utility) dari saling memberi satu sama lain, tetapi juga nilai kenikmatan (pleasures) dan terlebih nilai pembelajaran keutamaan hidup (virtues) dari Anda, melalui kerja bersama.
Dari bekerja di Kanisius, saya mendapatkan upah yang tak pernah putus setiap bulan selama 25 tahun, dan dalam jumlah yang cukup untuk dapat membiayai hidup saya dan keluarga saya. Karena kebaikan Kanisius, saya dan keluarga saya bisa tinggal di sebuah rumah yang nyaman di desa Pringgolayan Yogyakarta, dengan seorang isteri dan dua orang anak. Melalui Kanisius, saya dilatih dan dibentuk menjadi seorang karyawan yang tekun, teliti dan sabar dalam melaksanakan tugas dan bertanggung jawab. Melalui Kanisius, Tuhan telah mencintai saya dan keluarga saya dengan sangat setia. Karena itu semua, dalam kesempatan yang istimewa ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua sahabat dan rekan kerja di Kanisius, atas segala pengalaman indah yang telah kita rajut bersama.
Dalam persahabatan ini, kita telah berbagi kegembiraan sehingga akhirnya apa yang kita rasakan adalah kegembiraan bersama yang berlipat-ganda. Dalam persahabatan ini, kita juga telah berbagi kesusahan, tetapi kesusahan yang kita terima, tidak lagi kita rasakan sebagai beban penderitaan, karena landasan hidup kita adalah cinta. Sebuah pepatah mengatakan: “Share joy is double joy, share sorrows is a half sorrow.” Ketika kita berbagi kegembiraan, kegembiraan itu menjadi berlipat ganda dirasakan oleh lebih banyak orang, dan ketika kita berbagi kepedihan, kepedihan itu tidak lagi kita rasakan sebagai beban yang tak tertanggungkan. Beban yang kita tanggung itu terasa menjadi lebih ringan, karena di dalam persahabatan kita yang ada adalah cinta. Di mana ada cinta, yang namanya beban itu tidak ada. Jika beban itu ada, beban itu diterima dengan senang hati.
Pada hari ini, pada hari ulang tahun saya yang ke-56, saya telah menyelesaikan masa kerja saya di Kanisius dengan baik, dan saya akan meneruskan panggilan Tuhan untuk diutus ke mana pun juga, seperti dikatakan oleh pesan di akhir setiap Perayaan Ekaristi: “Pergilah, kamu diutus untuk mewartakan Kabar Sukacita.” Dengan ini saya mohon pamit, dan apabila ada kesalahan atau kekurangan selama saya hadir dan berbagi di tengah-tengah para sahabat sekalian, entah dalam pekerjaan atau dalam pergaulan, dengan rendah hati saya mohon maaf. Saya akan mendoakan teman-teman semua dan Kanisius agar semakin sejahtera dan dapat menikmati karya keselamatan Allah dalam hidup.
Yogyakarta, 31 Juli 2012
Pada pesta St. Ignatius dari Loyola
T. Adi Susila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar