Ad Maiorem Dei Gloriam adalah kata kunci yang diwariskan oleh St. Ignatius kepada semua orang yang ingin mendapatkan kehidupan rohani yang lebih mendalam. "Demi lebih besarnya kemuliaan Allah" itu adalah semboyan yang diciptakan oleh St. Ignatius, dan aslinya ditulis dalam bahasa Latin, dengan akronimnya: AMDG. Semboyan itu dapat dibaca di mana-mana: di pintu gereja St. Ignatius di Spanyol, di papan pengumuman sekolah, atau di kolese-kolese Yesuit, di buku-buku dan di majalah-majalah terbitan Yesuit, dan di tempat-tempat lain. Semboyan itu sekarang sudah tidak lagi milik eksklusif para Yesuit, tetapi sudah menjadi milik umum. Saking umumnya, tidak jarang ditemui orang menulis surat dan di akhir suratnya dibumbui dengan kata-kata itu atau singkatannya: AMDG.
Beberapa tahun yang lalu, ada sepasang suami-isteri yang sedang mencari makna di balik rahasia akronim AMDG itu. Mereka berdua menemukan sebuah pahatan di dinding sekolahnya yang bertuliskan kata-kata berikut ini: "Tindakan dan hidup kami, dipersembahkan demi lebih besarnya kemuliaan Allah. Semangat seperti ini memiliki pengaruh yang mendalam di dalam kata dan tindakan kami. Dengan ungkapan ini kami terbantu untuk berjuang terus untuk melakukan kebaikan, terbebaskan dari semangat cinta diri yang dapat mengganggu usaha kami membangun relasi dengan sesama dan di dalam komunitas. Ungkapan ini juga membantu kami untuk mengevaluasi situasi sebelum kami membuat keputusan-keputusan untuk bertindak. Jika kami berada dalam pencobaan, kami dapat menjadi ingat bahwa segala sesuatu yang kami kerjakan adalah demi lebih besarnya kemuliaan Allah, dan bahwa kesadaran semacam ini membuat kami terbantu untuk membuat keputusan yang benar."
Ketika kita masih kecil, orangtua kita mengajarkan doa yang paling dasar dan sampai sekarang telah kita hafal: "Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus; seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin." Di dalam pendidikan agama ketika membaca bahan katekese dari buku katekismus, kita menemukan pertanyaan: Apa yang menjadi tujuan akhir dari hidup manusia? Jawabnya: "Tujuan utama hidup manusia adalah memuliakan Allah, dan menikmati kebahagiaan bersama Dia selama-lamanya."
Kemuliaan Allah itu sinonim dengan kebesaran Allah, kesempurnaan-Nya, keindahan-Nya. Kemuliaan itu bicara tentang martabat Allah. "Kemuliaan Allah itu tersebar di dalam seluruh ciptaan", kata Gerald M. Hopkins SJ. Segala sesuatu di dalam alam ciptaan ini adalah hadiah dari Allah. Alam, benda, orang, peristiwa, segala sesuatu dalam hidup kita ini diberikan secara gratis oleh Allah. Segala sesuatu itu adalah ungkapan cinta kasih Allah. Kitab Suci dan tradisi Gereja tidak pernah berhenti mengajarkan suatu kebenaran dasariah bahwa "Dunia ini diciptakan demi kemuliaan Allah". Allah menciptakan segala sesuatu ini bukan untuk meningkatkan kemuliaan-Nya tetapi untuk menunjukkan kebaikan dan cinta-Nya. Kemuliaan Allah itu memanifestasi di dalam kebaikan-Nya. Karena itu kita sebagai manusia bisa mengatakan: "Engkau adalah Allah; segala sesuatu yang aku miliki berasal dari Engkau" (Mzm 16: 2).
Memuliakan Allah berarti membuat mulia, atau menyatakan "mulia". Tetapi tidak seorang pun manusia di dunia ini dapat membuat Allah mulia karena Dia tidak perlu mendapatkan kemuliaan tambahan, karena diri-Nya itu sudah mulai dan mulia-Nya tak terbatas. Jadi, apa pun yang kita lakukan demi memuliakan Allah berarti demi pertumbuhan kita sendiri dalam hal kesucian. Maka, kita harus memuliakan Allah itu di dalam hidup batin kita dan di dalam tubuh kita: "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan kamu bukan milik kamu sendiri. Karena itu, muliakanlah Allah dalam tubuhmu." (1Kor 6: 20). Itu berarti bahwa memuliakan Allah yang sebenarnya adalah mengembangkan karakter yang baik.
Allah memanggil kita untuk memuliakan Allah dalam segala yang kita kerjakan, tidak hanya dalam aktivitas-aktivitas hidup rohani. "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1Kor 10: 31). Ada dua hal penting dari surat St. Paulus itu: "pekerjaan kita dan kemuliaan Allah". Yang kedua (kemuliaan Allah) menjadi tujuan dari yang pertama (pekerjaan kita). Segala yang kita kerjakan harus berdampingan bersama dengan pandangan tentang kemuliaan Allah.
Sebagai makhluk ciptaan kita dirancang oleh Allah, dan untuk Allah kita diwajibkan untuk membawa kemuliaan kepada-Nya.Dengan kata lain, kita harus memuliakan Allah dalam cara-cara yang biasa. Kita makan dan istirahat tidak hanya untuk memuaskan lapar dan haus dan lelah. Kita menikmati manfaat dari hidup dengan bersyukur kepada Allah karena kita mengenal bahwa segala sesuatu itu sudah disediakan oleh-Nya untuk kita. Kita harus ingat bahwa Allah lebih penting daripada makanan, minuman, dan tidur. Kita ingin menggunakan kekuatan dan hidup kita untuk menghormati dan memulaikan Allah. @@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar