Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus terkenal dengan pemikiran tentang “Jalan Kecil”. Untuk menjadi suci, orang tidak memerlukan tindakan yang besar apalagi hebat. Untuk menjadi suci, orang hanya perlu mencintai Allah. Dia menulis demikian: “Cinta membuktikan diri dalam perbuatan. Oleh karena itu bagaimana aku harus menunjukkan cinta itu? Pekerjaan hebat itu tidak perlu bagiku. Cara yang bisa aku buktikan adalah menyebar bunga-bunga dan bunga-bunga itu adalah kurban-kurban yang sangat kecil, yaitu setiap kata dan perbuatanku. Maka, aku mengerjakan semua tindakan itu demi cinta itu”.
Theresia menemukan bahwa cinta itu memberikan alasan kepada setiap orang untuk hidup dan memiliki harapan. Sebagai seorang anak kecil ia menyatakan bahwa ia dikelilingi oleh cinta dan ia mempunyai kodrat untuk mencintai itu. Tetapi pengalaman dicintai itu berhenti ketika ia kehilangan ibunya sesaat ia masih berumur empat tahun, dan kemudian ketika akhirnya Pauline kakaknya yang menjadi “ibunya yang kedua” juga lalu masuk biara di Lisieux. Apakah ada cinta yang permanent, cinta yang berlangsung tetap dan terus menerus? Apa artinya cinta ketika masih ada penderitaan? Setiap orang bertanya tentang cinta: apa sesungguhnya cinta itu?
Theresia yakin bahwa Yesus bersama dia dan mencintai dia sejak masa kecilnya. Ia belajar tentang Yesus dari cerita-cerita yang dia baca dan dari keluarganya sendiri, melalui Kitab Suci setelah ia menjadi dewasa. Ia juga membaca buku “Imitatio Christi” (Mengikuti Jejak Kristus [Indonesia] atau Napak Tilas Pada Dalem Sang Kristus [Jawa]), karangan Thomas a Kempis. Lalu pada umur 17 tahun ia membaca Yohanes dari Salib, dan melihat bagaimana cinta Allah menyemangati hidupnya. Theresia ingin memenuhi apa yang pernah ditulis oleh Yohanes dari Salib: “Di senja hidup, kita akan diadili oleh cinta kita ...” Theresia yakin bahwa cinta adalah segalanya. Ia mengenal pusat cinta itu ketika ia membaca surat Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 13: 1-13); ia ingin memeluk panggilan ke arah cinta itu.
Ia menerjemahkan keinginan mencintai itu dengan mengembangkan relasinya dengan Tuhan Yesus Kristus. Ia mempersembahkan setiap hari hidupnya kepada Tuhan Yesus sebagai suatu cara untuk mewujudkan cintanya kepada Yesus. Ketika ia menemukan bahwa hidup di biara itu tidak mudah, karena beberapa orang suster yang kasar dan sulit dalam hidup berkomunitas. Meskipun situasi biara tidak menyenangkan dia tetap tinggal di sana dan tidak pergi. Dia memutuskan untuk tetap hidup di sana dan hidup dengan situasi seperti itu. Dia menemukan “Jalan Kecil”, yaitu: menerima bahwa setiap orang itu datang dari sang Pencinta Ilahi dan setiap orang dicintai oleh Allah selama-lamanya. Oleh karena itu ia mencintai mereka sebaik-baiknya sejauh dia bisa melakukannya. Pada kenyataannya, ia belajar di dalam proses bahwa ada kesatuan yang mendalam antara cinta pada Allah dan cinta pada sesama. Ia menulis bahwa “semakin hidup ini berfokus pada Kristus maka saya akan semakin mampu untuk mencintai para suster.” Kata-kata Theresia itu bisa dirumuskan secara lain begini: “semakin kita mencintai Tuhan, semakin pula kita mampu mencintai anggota keluarga kita: anak, isteri/suami pasangan kita, saudara-saudara kita, teman-teman sekerja kita, tetangga di sekitar lingkungan hidup kita.”
Pada akhir hidupnya Theresia menemukan bahwa cinta itu diuji dalam cara-cara yang luar biasa. Ia mencari tahu selama 18 bulan merasakan kekosongan tetapi pencobaan melawan segala sesuatu yang ia yakini. Mungkin surga itu tidak ada; dan hidupnya memiliki komitmen yang bodoh. Ia mengalami konsolasi atau penghiburan rohani dan juga harus menderita sakit TBC yang tidak bisa disembuhkan sampai akhir abad 19. Tetapi Theresia menolak untuk meninggalkan hidup iman, harapan dan cinta kasih. Ia menerima kesulitan dan ujian untuk dapat memberikan dirinya untuk cinta. Pada akhirnya ia meninggal dunia dalam damai dan di dalam cinta. Cerita hidupnya untuk selanjutnya menarik hati siapa saja yang tak kunjung henti mencari jalan hidup atau cara berada yang bernilai di dunia ini.
Apa artinya “Jalan Kecil” itu bagi Theresia? Jalan kecil adalah gambaran Theresia mengenai apa artinya menjadi orang kristiani, apa artinya menjadi murid Kristus Yesus, yaitu: mencari kesucian (hidup) di dalam hal-hal biasa dan di dalam (hidup) sehari-hari yang serba biasa ini. Jalan kecil itu diyakini dia berdasarkan pada dua pertimbangan, yaitu: (1) Allah menunjukkan cinta dengan belas kasih dan pengampunan; (2) Ia tidak bisa menjadi sempurna di dalam mengikuti Yesus Tuhan kita. Theresia percaya bahwa orang-orang di zamannya hidup dalam ketakutan terhadap pengadilan Allah. Ketakutan itu tidak membuat orang mengalami kebebasan anak-anak Allah.
Dari hidupnya Theresia tahu bahwa Tuhan itu adalah cinta (yang berbelas kasih). Banyak halaman-halaman Kitab Suci di PB maupun di PL, mengungkapkan kebenaran itu. Ia mencintai Allah yang digambarkan dalam PL dan cinta Allah pada kita di dalam diri Yesus Kristus. Theresia menulis bahwa ia tidak bisa memahami bagaimana orang bisa takut kepada Allah yang menjadi seorang anak kecil. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan pernah sempurna. Karena itu, ia pergi kepada Allah sebagai anak kecil yang mendekati orang tua : dengan tangan terbuka dan percaya mendalam.
Theresia menerjemahkan “Jalan Kecil” dengan istilah komitmen terhadap tugas-tugas dan terhadap orang-orang yang kita temui di dalam hidup sehari-hari. Ia ambil tugas-tugas di biara sebagai cara-cara mewujudkan cintanya pada Allah dan pada orang lain. Ia bekerja sebagai koster untuk menyiapkan altar dan kapel. Ia melayani di refter (kamar makan) dan kamar cuci. Ia menulis drama untuk acara hiburan di dalam komunitas. Dengan cara begitu ia mencoba untuk memperlihatkan cintanya untuk semua suster dalam komunitas. Ia memberikan dirinya bahkan juga untuk anggota komunitas yang dianggapnya sulit. Ia bermain drama tidak hanya untuk orang yang disukai tetapi juga untuk orang yang dianggapnya sulit itu.
Hidupnya tampak rutin dan biasa tetapi itu merupakan bentuk penghayatan komitmen mencintai itu. Itulah yang disebut jalan kecil itu, yang secara persisnya dilakukan dengan cara menjadi sederhana, langsung, tetapi menuntut keberanian dan komitmen. Orang Katolik tertarik terhadap gaya hidup Theresia. Jalan kecilnya nampaknya membuat orang-orang biasa dapat menjangkau kesucian itu. Maka kita akan selalu ingat pesan yang disampaikan oleh Santa Theresia kepada kita semua: “Hayatilah hari-hari anda dengan percaya pada cinta Allah untuk anda! Ingatlah bahwa setiap hari merupakan hadiah di mana hidup anda bisa dibuat berbeda dengan cara bagaimana anda menghayatinya. Pilihlah hidup. Cinta adalah komitmen yang setiap hari harus diulangi dan dikerjakan dalam setiap hari hidup kita.” @@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar