Aku ada bukan karena kebetulan. Bukan karena kesalahan, kesialan, apalagi karena kesembronoan. Bukan karena nasib, bukan karena kesempatan, bukan juga karena keberuntungan. Tetapi aku bernafas saat ini dan hidup. Mungkin ayah-ibuku tidak merencanakan, tetapi Allah yang merencanakan. Aku hidup karena Allah ingin menciptakan aku. Allah merancang setiap bagian tubuhku. Dengan cermat Allah memilih aku untuk dilahirkan dari seorang ibu dan bapak seperti yang ada sekarang ini, dari salah satu suku yang ada di atas planet bumi ini, dengan warna rambut hitam seperti adanya sekarang, dan dengan watak dan perangai seperti yang aku punya sekarang ini.
Allah telah merancang dan membuat tubuhku menjadi seperti ini, seperti yang Dia inginkan. Dia juga yang menentukan talenta-talenta alami yang aku miliki, dan keunikan kepribadian yang macam ini. Penulis Mazmur memberikan kesaksian kepadaku: “Ya, Allah, Engkau mengenalku lahir dan batin, Engkau mengenal setiap tulang dalam tubuhku; Engkau mengetahui persis bagaimana aku dijadikan, sedikit demi sedikit, bagaimana aku dipahat dari kehampaan menjadi sesuatu” (bdk. Mzm 139: 15).
Karena Allah mempunyai rencana untuk aku, maka Dia jugalah yang memutuskan kapan aku dilahirkan, dan berapa lama aku akan menjalani hidup ini. Dia sudah merencanakan hari-hari hidupku, memilihkan waktu yang tepat untuk kelahiran dan kematianku. Allah juga yang merencanakan di mana aku dilahirkan, dan di mana aku akan menjalani hidup untuk tujuan-Nya. Ras dan kebangsaan untuk aku pun bukanlah suatu kebetulan. Allah tidak membiarkan satu bagian pun terjadi secara untung-untungan. Dia merencanakan semuanya untuk tujuan-Nya. Tidak ada satu hal pun dalam hidupku yang terjadi semaunya. Semuanya untuk suatu tujuan tertentu.
Penulis Mazmur memberikan kesaksian kepadaku: “Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum aku mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap hari hidupku. Setiap hari hidupku tercantum di Kitab itu.” (bdk. Mzm 139: 16). Allah tidak pernah melakukan apa pun secara kebetulan, dan Dia tidak pernah membuat kesalahan. Dia mempunyai alasan untuk segala sesuatu yang Dia ciptakan. Setiap tumbuhan dan binatang direncanakan oleh Allah, dan setiap pribadi orang dirancang dengan suatu tujuan.
Motivasi Allah dalam menciptakan aku adalah kasih-Nya. Dia ingin menciptakan aku untuk menyatakan kasih-Nya. Allah berfirman: “Dengarkanlah Aku, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, dan yang Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus. Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yes 46: 3-4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar