Bapa Suci Yohanes Paulus II menambahkan satu lagi gelar baru untuk Bunda Maria, yaitu Ratu Keluarga, di dalam doa Litani kepada Santa Perawan Maria. Pada tanggal 31 Desember 1995, Kongregasi Peribadatan Suci mengirim sebuah surat kepada konperensi para Uskup sedunia, yang memberikan informasi tentang penambahan gelar Bunda Maria pada Litani ini. Gelar baru ini disisipkan pada Litani setelah “Ratu Rosario Suci” dan sebelum “Ratu Pencinta Damai”. Ini untuk kedua kalinya Paus Yohanes Paulus menambahkan satu lagi gelar di dalam Litani. Pada tahun 1980, beliau menambahkan gelar “Bunda Gereja” ke dalam doa Litani kuno itu.
Litani Santa Perawan Maria, terkenal juga sebagai Litani dari Loretto. Litani ini berasal dari Gereja Yunani yang memiliki litani yaitu semacam hymne Akathist, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sekitar abad VIII Masehi. Kemudian Litani itu digunakan secara luas di Eropa, dan pada sekitar tahun 1200 litani itu sudah digunakan di kota Paris. Litani itu kemudian digunakan pada peziarahan orang-orang Itali ke Loreto pada tahun 1558, dan dari sana Litani itu tersebar luas ke seluruh dunia sebagai devosi yang sangat populer. Paus Sixtus V, menyetujui penggunaan Litani itu untuk seluruh Gereja pada tahun 1587.
Pada dua abad terakhir, tujuh gelar telah ditambahkan pada doa Litani ini. Di samping dua tambahan yang sudah disebut oleh Bapa Suci Yohanes Paulus II, telah ditunjukkan lima gelar yang lain, yaitu: “Ratu yang Dikandung tanpa Dosa Asal” oleh Paus Pius IX pada tahun 1854; “Ratu Rosario Suci” oleh Paus Leo XIII pada tahun 1883, “Bunda Penasihat yang Baik” oleh Leo XIII, 1903; “Ratu Pencinta Damai” oleh Paus Benediktus XV pada tahun 1916; dan “Ratu yang Diangkat ke Surga” oleh Paus Pius XII pada tahun 1950.
Penambahan gelar “Ratu Keluarga” ini relatif sungguh baru dan mengalir dari fakta bahwa Maria adalah Bunda Gereja. Keluarga dipandang sebagai “Gereja Rumah Tangga”, gereja domestika, gereja kecil, karena di dalam keluarga benih iman yang ditanam melalui sakramen baptis dipupuk dengan pengajaran dan keteladanan hidup yang baik dari para orangtua dan para anggota keluarga. Keluarga merupakan sel terkecil dari Gereja yang membangun Tubuh Mistik Kristus. Di dalam keluarga itulah, kita menemukan untuk pertama kalinya sekolah doa, dan sekolah keutamaan moral dan sosial yang akan membangun masyarakat. Keluargalah tempat yang menjadi dasar pembangunan masyarakat dunia dengan cara mewariskan dan menanamkan keutamaan dan nilai-nilai dari orangtua kepada anak-anak dengan apa yang diajarkan dan dihayati.
Pada tahun 1974, selama berlangsungnya Konsili Vatikan II, empat ratus Uskup memohon kepada Roh Kudus untuk penambahan gelar ini di dalam Litani. Selama perayaan Tahun Keluarga Sedunia, banyak para Uskup dan juga organisasi kaum awam memohon agar penambahan gelar itu dikabulkan karena adanya hubungan antara Bunda Maria dengan Keluarga Kudus dari Nazareth. Maria di dalam Kitabsuci menyebut dirinya sebagai “Hamba Tuhan” (Luk 1: 38), dan karena ketaatannya kepada kehendak Allah ia menerima panggilannya sebagai isteri dan ibu di dalam keluarga Nazareth. Ia meletakkan dirinya di dalam karya pelayanan Allah dan karena itu menempatkan dirinya di dalam karya pelayanan kepada orang lain.
Di dalam surat apostolis “Familiaris Consortio”, yang diumumkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 22 November 1981, Bapa Suci menulis: “Semoga Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, juga menjadi Bunda Gereja Keluarga. Melalui bantuan Bunda Maria dengan segala keibuannya, semoga setiap keluarga kristiani menjadi suatu “gereja kecil”, di mana misteri Kristus menjadi nyata.”
Kita memohon kepada Bunda Maria, Ratu Keluarga, berkenan memberkati, membimbing, dan melindungi setiap keluarga kita. Semoga Bunda Maria membantu kita untuk memerangi pencobaan, dan menghibur kita dalam kesusahan. Semoga Bunda Maria membantu kita di dalam peziarahan kita menuju surga di mana kita dapat menikmati kegembiraan bersamanya untuk memuji Yesus, Puteranya, sepanjang segala masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar