Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Senin, 27 Februari 2012

Riwayat Santo Yusup

Pada tanggal 19 Maret 2012 mendatang Gereja akan merayakan pesta Santo Yusup, suami Maria. Dia dikenal menjadi pelindung para bapak, pelindung keluarga, pelindung para pekerja, dan bahkan pelindung banyak tarekat religius yang berkembang dan berkarya di seluruh dunia.

Untuk lebih mengenal Santo Yusup, marilah kita meluangkan waktu sejenak untuk menyimak kisah hidup Santo Yusup, supaya kita semakin menjadi lebih dekat dengannya, dan semakin dekat pula dengan Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Segala sesuatu yang kita ketahuai tentang suami Maria dan bapa angkat Yesus ini berasal dari Kitab Suci.

Kita tahu bahwa dia adalah tukang kayu, seorang pekerja, karena orang Nazaret yang skeptis pernah melontarkan sebuah pertanyaan tentang Yesus, “Bukankah ini anak si tukang kayu itu?” (Mat 13: 55). Ia bukan orang kaya ketika membawa Yesus ke kenisah untuk disunatkan dan membawa Maria untuk ditahirkan. Ia hanya mempersembahkan korban sepasang merpati, suatu bahan persembahan yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki domba (Luk 2: 24).

Kendati pekerjaannya sederhana, Yusup lahir dari garis keturunan raja. Lukas dan Mateus tidak setuju tentang riwayat rinci mengenai garis keturunan Yusup, tetapi mereka berdua menjelaskan bawa Yusup adalah keturunan raja Daud, raja agung dari Israel (Mat 1: 1-16 dan Luk 3: 23-38). Memang malaikat yang pertama kali menceritakan kepada Yusup mengenai Yesus memberi salam kepadanya sebagai “anak Daud”, sebuah gelar kerajaan yang dikenakan untuk Yesus.

Kita tahu bahwa Yusup adalah seorang lelaki yang penuh bela-rasa dan sangat memperhatikan orang lain. Ketika ia tahu bahwa Maria sudah hamil, ia telah tahu bahwa anak yang dikandung itu bukanlah anaknya, tetapi ia menyadari bahwa Maria mengandung Putra Allah. Ia merencanakan untuk menceraikan Maria sesuai dengan hukum yang berlaku tetapi ia sangat prihatin dengan kemungkinan penderitaan dan keamanannya. Ia tahu bahwa wanita yang dituduh berzinah dapat dilempari batu sampai mati, sehingga ia memutuskan untuk menceraikan Maria secara diam-diam, dan tidak mengungkapkan perihalnya supaya hal itu tidak membuat Maria malu (Mat 1: 19-25).

Kita tahu bahwa Yusup adalah orang beriman, taat kepada apa yang diminta Allah kepadanya tanpa perlu tahu hasilnya. Ketika malaikat datang kepada Yusup di dalam mimpi, dan kepadanya mengatakan kebenaran tentang anak yang sedang dikandung oleh Maria, Yusup dengan segera dan tanpa ragu mengambil Maria sebagai isterinya. Ketika malaikat datang lagi untuk menceritakan kepadanya bahwa keluarganya dalam keadaan bahaya, maka ia dengan segera meninggalkan segala sesuatunya yang ia miliki, semua keluarga dan handai taulannya, dan pergi ke negeri asing bersama dengan isterinya yang masih muda dan anak bayinya. Ia menunggu di Mesir tanpa bertanya sampai malaikat mengatakan kepadanya bahwa saatnya sudah aman dan bisa pulang (Mat 2: 13-23).

Kita tahu bahwa Yusup mencintai Yesus. Perhatiannya dicurahkan olehnya demi keamanan anaknya yang dipercayakan oleh Allah kepadanya. Bukan hanya ketika ia meninggalkan rumah untuk menyelamatkan Yesus, tetapi juga ketika ia sudah kembali dan tinggal di Nasareth ia berusaha untuk keluar dari rasa takut untuk hidup. Ketika Yesus berada di kenisah, kita tahu bahwa dia bersama Maria mencari Yesus dengan penuh kecemasan selama tiga hari (Luk 2: 48). Kita tahu bahwa Yusup memperlakukan Yesus sebagai anaknya sendiri karena secara terus-menerus dinyatakan oleh orang-orang Nazareth: “Bukankah ini anak Yusup?” (Luk 4: 22).

Kita tahu bahwa Yusup menghormati Allah. Ia mengikuti perintah-perintah Allah dengan cara menangani situasi bersama Maria dan pergi ke Yerusalem membawa Yesus untuk disunatkan, dan membawa Maria untuk ditahirkan setelah melahirkan Yesus. Kita menjadi tahu bahwa Yusup membawa keluarganya ke Yerusalem setiap tahun untuk merayakan Paskah, suatu kebiasaan yang tidak dapat dipandang mudah bagi Yusup, seorang pekerja tukang kayu.

Karena Yusup tidak tampak di dalam kehidupan publik Yesus, pada saat kematian-Nya, atau pada saat kebangkitan-Nya, banyak ahli sejarah percaya bahwa Yusup barangkali sudah meninggal sebelum Yesus memasuki karya pelayanan publik.

Yusup adalah pelindung orang-orang yang sedang dalam perjalanan meninggal dunia karena (diandaikan dia sudah meninggal sebelum Yesus memulai karya pelayanan publiknya) ia telah meninggal dalam rangkulan tangan Yesus dan Maria yang dekat dengannya, suatu jalan yang kita inginkan bagaimana kita nanti meninggal dunia ini.

Banyak hal yang ingin kita ketahui tentang diri Yusup: di mana dan kapan ia lahir, bagaimana dia menghabiskan waktu selama hidupnya, kapan dan bagaimana dia meninggal. Tetapi Kitab Suci telah meninggalkan kepada kita suatu pengetahuan yang sangat penting, yaitu: bahwa Yusup adalah “orang yang tulus hati” (Mat 1: 18).


@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar