Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Jumat, 27 April 2012

St. Perawan Maria Ratu Para Rasul

Minggu 6 Mei 2012 adalah hari yang terakhir dari sembilan rangkaian doa Novena yang kita selenggarakan, di Gua Maria Tritis Wonosari Yogyakarta, demi menghormati Bunda Maria Pengantara segala Rahmat dan Ratu para Rasul. Pada hari ini para pendoa dan peziarah secara khusus ingin bersama-sama merenungkan siapa Bunda Maria yang diberi gelar “Ratu para Rasul” itu.

Devosi kepada Maria sebagai Ratu Para Rasul merupakan salah satu devosi yang paling kuno di dalam Gereja. Maria adalah rasul, baik ketika Yesus masih hidup bersamanya di dunia maupun ketika Yesus sudah bangkit. Allah berlanjut memberikan segala rahmat melalui Maria. Jika Allah menghendaki, Kristus akan berkenan datang kepada kita melalui Maria, yakni: “lahir dari seorang wanita” (Gal 4: 4).

Kristus memulai karya kerasulannya melalui Maria di Kana; karya perutusan dimulai Maria dari senakel. Dan demikianlah sepanjang sejarah semua karya kerasulan mendapatkan asal-usulnya dan kekuatannya melalui Maria. Tanpa Allah, tidak ada sesuatu ciptaan pun di dunia ini; dan tanpa Maria, tidak ada Kristus dan tidak ada Gereja.

Maria memulai karya perutusannya sebagai Ratu para Rasul di senakel, yakni ruang atas tempat Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama dengan para murid-Nya. Di sana Maria mengumpulkan para rasul, menghibur mereka, dan membantu mereka dalam doa. Bersama dengan mereka Maria berharap, berkehendak dan berdoa; bersama dengan mereka permohonan disampaikan dan Maria menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta.

Maria adalah Ratu para Rasul karena dia dipilih menjadi Bunda Yesus Kristus dan memberikan Yesus kepada dunia; Maria dijadikan Bunda para Rasul dan Bunda kita oleh Yesus sang Penyelamat kita yang tersalib. Maria tinggal bersama dengan para rasul sementara menunggu kehadiran Roh Kudus, dan kemudian mereka bersama-sama pula memperoleh kelimpahan rahmat adiodrati pada hari Pentakosta. Maria yang tersuci telah dan akan selalu menjadi sumber mata air bagi setiap kerasulan.

Maria telah melakukan kerasulan universal yang menjangkau semua orang. Kerasulan doa, kerasulan keteladanan, kerasulan penderitaan, itulah kerasulan yang Maria lakukan. Orang lain sudah mempraktekkan ajaran tertentu dari Injil; tetapi Maria sudah menghayati semua ajaran dari Injil itu. Maria adalah penuh rahmat, dan kita menarik rahmat dari kelimpahan rahmat yang dimiliki Maria.

Maria menarik orang-orang yang tekun untuk menangani berbagai karya kerasulan, kemudian melindungi karya kerasulan itu, dan mempertahankan karya kerasulan itu. Maria memberikan kepada setiap kerasulan, kehangatan cintanya dan terang cahaya wajahnya. Maria menunjukkan Yesus di dalam cara yang tidak bisa disejajarkan selama sepanjang segala abad. Kerasulan Maria adalah kerasulan tingkat tinggi yang tidak pernah sama dan sebanding dengan kerasulan-kerasulan yang lain.

Maria memberikan Yesus kepada dunia dan bersama Yesus datanglah segala berkat yang lain. Karena Maria, kita memiliki Gereja: “Maria adalah Bunda Gereja bukan hanya karena dia adalah Bunda Kristus, tetapi juga karena “ia memancarkan sinar keteladanannya kepada seluruh komunitas, karena dia adalah panutan dalam keutaman” (Lumen Gentium, artikel 55 dan 65). Maria pada saat sekarang ini masih meneruskan fungsi keibuannya dari surga sebagai mitra kerjasama dalam hal kelahiran dan pengembangan hidup ilahi di dalam jiwa individu-individu dalam rangka karya penebusan” (kata Paus Paulus VI).

Karena Bunda Maria menduduki posisi paling penting di dalam rencana keselamatan Allah, maka semua manusia harus memberikan hormat kepadanya. Siapa saja yang ikut menyebarluaskan devosi kepada Bunda Maria Ratu para Rasul adalah pewaris kerasulan umat manusia, karena devosi kepada Maria adalah warisan kekayaan. Mereka yang terberkati adalah orang-orang yang memiliki warisan kekayaan kerasulan itu. Devosi kepada Maria tak akan pernah tanpa rahmat; di dalam keadaan bahaya apa pun, dan di setiap situasi lingkungan macam apa pun mereka akan selalu memiliki sarana untuk memperoleh rahmat dari Allah.

Memento Mori

Minggu yang lalu saya pergi ke Makam Romo Sanjaya di Muntilan untuk berziarah. Ketika sampai di muka makam saya tertarik untuk memperhatikan kata-kata yang tertulis di pagar pintu gerbang yang sudah nampak kusam dan tidak kelihatan jelas lagi. Saya mendekati pintu itu dan saya baca di sana: “Memento Mori”. Memento Mori adalah ungkapan Latin yang berarti “Ingatlah akan kematian!”. Orang Inggris mengatakan “Remember, you will die!”. Orang Jawa mengatakan “Elinga, manungsa, kowe iku mesti bakal mati!”

Saya tertegun sejenak. Saya ingat akan kisah Kain dan Abil di Kitabsuci Perjanjian Lama. Ketika Tuhan bertanya kepada Kain yang telah membunuh adiknya karena irihati: “Di mana adikmu?”, Kain menjawab “Aku tidak tahu, Tuhan. Haruskah aku bertanggungjawab atas adikku?”. Hari-hari ini pun banyak orang kejangkitan penyakit yang sama: "Tidak tahu". Pemandangan yang sangat jelas di pikiranku adalah peristiwa di ruang pengadilan tipikor (tindak pidana korupsi). Ketika di ruang pengadilan orang yang menjadi saksi perkara korupsi ditanya oleh hakim, ia kerapkali menjawab dengan kata-kata: “Saya tidak tahu. Saya tidak ingat. Saya lupa, yang mulia.”

Ada seorang pelukis Spanyol, namanya Salvador Dali. Dia digolongkan dalam aliran yang disebut dengan sur-realisme. “Sur” (bahasa Perancis) berarti di atas. Ada lagu Perancis yang syairnya masih saya ingat, berjudul "Sur le pont d’Avignon", artinya di atas jembatan Avignon. Jadi sur-realisme berarti di atas yang nyata. Dia mengambil inspirasinya dari Psikoanalisis Sigmund Freud. Surrealisme menekankan dorongan-dorongan irrasional dan nafsu dalam diri manusia. Banyak sekali hasil karya Dali ini. Di antara bermacam-macam lukisannya, ada satu lukisan yang menarik perhatian saya, yaitu lukisan jam. Jam ini bukan seperti jam yang biasanya. Jam ini tidak lurus, tidak tegak, tapi bengkok. Ada yang tergantung di atas dahan kering, ada yang di atas meja, ada yang mengawang-awang. Semua bentuk jam ini bengkok, leleh, tidak lurus. Inilah gambaran mengenai waktu. Waktu itu tidak selalu sama. Waktu itu relatif, kadang-kadang terasa cepat, kadang-kadang lambat, sering-sering juga molor.

Itulah waktu yang relatif, bisa panjang, bisa pendek, bisa cepat, bisa lambat. Ketika saya masih kanak-kanak, waktu rasanya begitu panjang. Begitu bangun tidur, langsung yang dipikirkan adalah bermain; bermain dari pagi sampai petang. Mengejar layang-layang yang putus karena adu sambitan, pergi ke sawah mencari jangkrik, mandi di sungai atau di laut, ikut menggembalakan kambing di padang, dsb. Pendek kata waktu terasa tidak ada habis-habisnya. Tetapi, semakin dewasa, semakin besar, waktu rasanya semakin pendek. Sekarang ini waktu 24 jam sehari rasanya kurang, karena ada banyak hal yang belum terselesaikan. Itulah relativitas waktu.

Mazmur 90: 6 mengatakan bahwa hidup manusia itu seperti rumput, pagi hari tumbuh, siang hari berkembang, sore hari menjadi kering, layu dan mati. Ada sebuah teka-teki: Makhluk apakah yang kalau pagi berkaki empat, siang berkaki dua dan sore berkaki tiga? Jawabannya jelas: manusia. Periode hidup manusia dimulai dengan berkaki empat (bayi), kemudian menjadi dewasa (kaki dua), menjadi tua (berkaki tiga: dua ditambah satu tongkat, bahkan bisa juga tongkat yang berkaki tiga, atau bahkan berkaki bundar, kursi roda). Ada pepatah dalam bahasa Jawa yang mengatakan: urip iku mung kaya wong sing mampir ngombe (hidup itu seperti orang yang hanya mampir minum). Seberapa lamanya orang mampir minum? Hanya sebentar saja dan orang harus pergi lagi.

Mazmur 90:10 melanjutkan, masa hidup manusia itu tujuh puluh tahun dan jika kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan manusia melayang lenyap. Masa hidup tidak bisa diperlambat atau dipercepat. Umur manusia tidak bisa ditawar-tawar dan tidak bisa diundur. Pertanyaannya, apa yang bisa dilakukan dengan masa hidup itu? Mau digunakan untuk apakah masa hidup yang diberikan kepada kita ini? Hanya ada dua kemungkinan: digunakan sebaik mungkin, ataukah disia-siakan dengan percuma.

Orang yang tidak menemukan waktu untuk berbuat baik, selalu menemukan waktu untuk berbuat jahat. Orang yang tidak menemukan waktu untuk berbuat jujur, selalu menemukan waktu untuk korupsi, kolusi dan ngapusi. Orang yang tidak menemukan waktu untuk menolong orang, selalu menemukan waktu untuk menipu orang. Orang yang tidak menemukan waktu untuk berdamai, selalu menemukan waktu untuk bermusuhan dan menebar teror. Orang yang tidak pernah menemukan waktu untuk memanggil nama Tuhan, akhirnya akan menemukan waktu untuk dipanggil Tuhan. Terserah kepada manusia, makna apa yang akan dia berikan untuk mengisi waktu yang diberikan kepadanya. Masalahnya bukan panjang atau pendeknya waktu yang tersedia, tetapi apa yang akan dia perbuat dengan waktu yang ada. Isi apa yang akan dia berikan selama kurun waktu hidup yang dianugerahkan kepadanya.

Hidup di dunia ini hanya sementara, tidak akan berlangsung selama-lamanya. Masalahnya, banyak orang yang hidup seolah-olah tidak pernah akan mati. Karena itu melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak peduli orang lain menderita, tidak peduli orang lain sengsara, bahkan mati sekali pun. Yang penting dirinya sendiri tetap jaya, tetap berkuasa, memiliki segala-galanya. Apakah pernah berpikir bahwa suatu saat semuanya ini akan berakhir? Kapan akan sampai? Tak seorang pun yang tahu! “Karena itu berjaga-jagalah., karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Luk 12:40).

Kita tidak tahu kapan Putera Manusia datang, kita tidak tahu kapan Tuhan akan memanggil kita. Tapi satu hal kita tahu pasti: kita bisa mempersiapkannya. Bagaimana? Dengan memberi makna pada hidup ini, entah panjang, entah pendek. Yang penting bukan panjang atau pendeknya waktu hidup kita, tapi makna apakah yang akan kita berikan kepadanya. Terserah kepada manusia, kehidupan macam apa yang akan kita rajut. Apakah kita mau menjaga dan memelihara kehidupan, mau peduli terhadap sesama kita, mau saling menolong, mau saling memperhatikan, ataukah mau merusak kehidupan, saling menginjak, saling membunuh, saling tidak peduli, saling cakar, saling membasmi, karena takut kehilangan “kekuasaan”? Makna apakah yang akan kita berikan kepada kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita? @@@

Senin, 23 April 2012

Visi Sebagai Pelita Hidup

I will be a good model to every child, to teach them with heart, with integrity, and reality, to show the real meaning of life. Encourage them to be a good person and citizen. To live my life full of joy, to be a great challenger and know how to accept failures in life, and be a good follower of God.
— Angel

Ungkapan di atas adalah sebuah visi pribadi mengenai hidup. Orangtua ingin menjadi model atau panutan bagi anak-anaknya. Mereka ingin mengajar anak-anaknya dengan integritas dan sesuai dengan kenyataan hidup yang pernah dialaminya, untuk menunjukkan kepada orang lain apa artinya hidup. Orangtua ingin mendorong anak-anaknya menjadi seorang pribadi dan warganegara yang baik. Orangtua ingin anak-anaknya menjadi orang yang hidupnya gembira, pejuang yang punya jiwa mengalahkan tantangan, berani dan tahu bagaimana caranya menerima kegagalan di dalam hidup, dan menjadi murid Tuhan yang baik.

Visi pribadi dapat membimbing dan memberikan arah yang perlu untuk menjalani hidup sehari-hari. Visi pribadi membantu untuk memilih apa yang harus dilakukan ketika kita berhadapan dengan realitas kehidupan. Visi pribadi dapat menjadi terang dalam kegelapan untuk menemukan kembali jalan yang benar.  Visi pribadi menerangi jalan hidup. 

Berikut ini adalah tiga bait (pupuh) lagu (tembang) Dhandhang Gula, yang diberi judul “Oboring Urip” (Pelita Hidup) yang mengungkapkan visi seorang pribadi mengenai hidup dan nilai-nilai keutamaan seperti apa yang harus dijadikan pegangan dalam hidup. Inilah nasihat terakhir dari seorang Bapa bernama Yusuf Padjar Hadisuwita kepada anak dan cucunya, sebelum dia pergi menghadap Sang Sumber Hidup, pada tanggal 14 Juli 2009.

Dhandhang Gula

Rinumpaka ing sekaring manis
Bapa, eyang, yang buyut sutresna
Duk sowan pangayunane
Dinten selasa nuju
Pasaran pon jangkeping ari
Tanggal kaping pat belas
Juli wulanipun
Tahun cinandra sengkala
Kori Swarga Tumenga Dinulu yekti
Tinuntun Dyah Maria

Ngajengaken seda paring weling
Kang ginelung ing sangang perkara
Minangka pandom uripe
Ditansah padha rukun
Andhap asor, sabar ing ati
Narima lan prasaja
Kinanthenan jujur
Sumarah marang Pangeran
Rigen mugen tawekel jroning makarti
Sarta seneng dedana

Wigatekna piwelingku iki
Sukur bage bisa katindakna
Ing madya pasrawungane
Sanak kadang sedulur
Sumrambahe marang sesami
Aja lali sembahyang
Minangka pikukuh
Piwelingku kang pungkasan
Aja sedhih bapak arep sowan Gusti
Allah Rama ing swarga.

Putra-putra bapak ibu swargi
Kang tinilar seda puput yuswa
Sudjaryati pembarepe
Kaloro lan katelu
Suratiyah tuwin Sunhadji
Kaping catur Sarwita
Ratmi lima iku
Budi lan Yayuk sad sapta
Hasta nawa nenggih Antok sarta Sutris
Sang wuragil Raharja.

Magelang, 12 April 2012

Sabtu, 21 April 2012

Litani Santa Perawan Maria Pengantara Rahmat

Tuhan, kasihanilah kami....................................................................... Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami. Kristus, dengarkanlah kami...................... Kristus, kabulkanlah doa kami.
Allah Bapa di surga,....................................................................................... Kasihanilah kami.
Allah Putera, Penebus dunia............................................................................ Kasihanilah kami.
Allah Roh Kudus............................................................................................ Kasihanilah kami.
Allah Tritunggal yang Mahakudus, Allah yang esa............................................ Kasihanilah kami.
Santa Perawan Maria yang tersuci, .................................................................. Doakanlah kami.
Bunda Allah, dan Bunda kami........................................................................... Doakanlah kami.
Bunda kehidupan yang sejati............................................................................. Doakanlah kami.
Bunda yang membimbing manusia tumbuh di dalam Kristus menuju Allah............ Doakanlah kami.
Bunda kesalehan dan rahmat............................................................................ Doakanlah kami.
Bunda pengampunan dan pemaafan.................................................................. Doakanlah kami.
Mitra dalam penebusan manusia....................................................................... Doakanlah kami.
Penemu kembali dunia yang telah hilang............................................................ Doakanlah kami.
Penemu kembali abad-abad yang sudah silam.................................................... Doakanlah kami.
Pemohon segala rahmat................................................................................... Doakanlah kami.
Pemohon yang memiliki daya kekuatan yang ampuh........................................... Doakanlah kami.
Penasihat bersama Putera-Mu demi anak-anak-Mu........................................... Doakanlah kami.
Penerima belas kasih Allah............................................................................... Doakanlah kami.
Penyalur warisan surgawi................................................................................ Doakanlah kami.
Pemeroleh kerahiman Allah.............................................................................. Doakanlah kami.
Penuh rahmat untuk dialirkan kepada semua orang............................................ Doakanlah kami.
Pengantara segala berkat dari Allah.................................................................. Doakanlah kami.
Bala bantuan yang militan bagi Gereja............................................................... Doakanlah kami.
Pembantu yang siap-sedia menolong mereka yang dalam keadaan bahaya........... Doakanlah kami.
Penghibur yang setia bagi mereka yang berada dalam kesusahan........................ Doakanlah kami.
Penentang kesesatan....................................................................................... Doakanlah kami.
Pelindung dunia .............................................................................................. Doakanlah kami.
Perlindungan yang tak terkalahkan.................................................................... Doakanlah kami.
Pendamai kemurkaan Allah.............................................................................. Doakanlah kami.
Tempat pengungsian bagi mereka yang tidak bahagia......................................... Doakanlah kami.
Perteduhan bagi para yatim piatu...................................................................... Doakanlah kami.
Jaminan keamanan bagi mereka yang setia dalam iman...................................... Doakanlah kami.
Harapan bagi mereka yang putusasa................................................................. Doakanlah kami.
Penopang bagi mereka yang sedang goyah........................................................ Doakanlah kami.
Pembangkit bagi mereka yang telah jatuh.......................................................... Doakanlah kami.
Penghibur bagi mereka yang menjelang ajal....................................................... Doakanlah kami.
Damai dan kegembiraan bagi umat manusia...................................................... Doakanlah kami.
Kehidupan kami yang manis dan penuh pengharapan......................................... Doakanlah kami.
Pintu gerbang masuk Firdaus............................................................................ Doakanlah kami.
Tangga Yakub yang penuh gaib........................................................................ Doakanlah kami.
Kunci kerajaan surga....................................................................................... Doakanlah kami.
Saluran rahmat Allah ...................................................................................... Doakanlah kami.
Tahta pengampunan Allah................................................................................ Doakanlah kami.
Sumber Air Hidup............................................................................................ Doakanlah kami.
Sumber pencurahan Roh Kudus........................................................................ Doakanlah kami.
Arus belas kasih Allah yang tak pernah berhenti................................................ Doakanlah kami.
Tempat pengungsian bagi mereka yang tersesat................................................. Doakanlah kami.
Tempat singgah bagi kapal yang pecah.............................................................. Doakanlah kami.
Bintang Samudera yang bersinar cemerlang...................................................... Doakanlah kami.
Cahaya penerang bagi mereka yang tinggal di dalam kegelapan.......................... Doakanlah kami.
Pengantara manusia dengan Allah.................................................................... Doakanlah kami.
Pengantara yang mendamaikan kita dengan Allah sang Putera-Nya.................... Doakanlah kami.
Pengantara para pendosa, yang kukuh dan yang sejati........................................ Doakanlah kami.
Pengantara segala sesuatu yang berada di bawah langit..................................... Doakanlah kami.
Pengantara yang senantiasa membela kita......................................................... Doakanlah kami.
Pengantara antara Kristus dengan Gereja-Nya.................................................. Doakanlah kami.
Pengantara yang memenangkan keselamatan atas dunia.................................... Doakanlah kami.
Pengantara misteri Allah.................................................................................. Doakanlah kami.
Pengantara segala rahmat................................................................................ Doakanlah kami.

Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia................................ Sayangilah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia........................ Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia............................................... Kasihanilah kami.

P          :     Doakanlah kami, ya Santa Perawan Maria Pengantara Segala Rahmat
U         :     Supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

Marilah kita berdoa:
P          :     Ya Tuhan Yesus Kristus, pengantara kami dengan Bapa, yang telah menunjuk Bunda Maria, Bunda-Mu, menjadi Bunda kami juga, dan menjadi pengantara kami dengan Engkau, berikanlah kepada kami yang datang kepada-Mu memohon berkat dapat memperolehnya melalui Engkau, sebab Engkaulah yang hidup dan bertahta bersama Bapa dan dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala abad. Amin.

Doa Permohonan:
I           :     Ya Maria, Bunda Allah dan Pengantara segala Rahmat, Engkaulah Rumah Kencana, yang menjadi tempat tinggal Putera-Mu, pengantara kami, yakni Yesus Kristus, kami dengan rendah hati bersujud di depan-Mu, untuk menyampaikan permohonan kami demi keselamatan kami dan keselamatan seluruh dunia (berhenti sejenak untuk mengungkapkan permohonan). Jagalah kami agar kami senantiasa dekat dengan wakil Putera-Mu dalam kesatuan dengan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Dengarkanlah doa kami dan kabulkanlah permohonan yang kami ajukan kepada-Mu.

                  Ya, Santo Yusuf, doakanlah kami.
                  Ya, Santo Yudas Thadeus, doakanlah kami.
                  Maria isteri Kleopas, doakanlah kami.
                  Santo Philipus Neri, doakanlah kami.
                  Santo Louis Grignon de Montfort, doakanlah kami.
                  Santo Maximilian Kolbe, doakanlah kami.

U         :     Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Kamis, 19 April 2012

Doa Sebelum Bekerja


John Veltri SJ, adalah seorang Yesuit yang lahir pada tahun 1933, dan masuk Serikat Yesus pada tahun 1950. Setelah menjalani studi seperti pada umumnya Yesuit dan ditahbiskan, dia kemudian berkarya sebagai pembimbing retret yang terpercaya selama lebih dari 35 tahun di sebuah rumah retret Ignatius Jesuit Center di Guelph. Dia meninggal dunia pada tanggal 27 Oktober 2008 karena serangan jantung.

Banyak tulisan hasil karyanya dia dipublikasikan sebagai buku dan artikel di blog “Orientations for Spiritual Growth”. Berikut ini adalah salah satu doa yang dia rangkai untuk keperluan mengawali setiap pertemuan atau setiap pekerjaan yang mau dia lakukan dalam keseharian hidup.

Doa Sebelum Bekerja

Ya Roh Allah, kami mohon pertolongan-Mu untuk mengarahkan semua tindakan kami agar sesuai dengan ilham yang Engkau berikan dan agar kami dapat mengerjakannya dengan tuntunan rahmat cintakasih-Mu, agar setiap doa dan pekerjaan kami akan senantiasa berasal dari kehendak-Mu dan melalui Engkau akan berakhir dengan membahagiakan. Amin.