Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Kamis, 31 Mei 2012

Kisah tentang Pensil


Seorang anak lelaki sedang memperhatikan neneknya yang sedang menulis sebuah surat.  Terhadap butir pertama yang ditulis nenek, anak itu bertanya: “Apakah nenek menulis sebuah kisah tentang apa yang telah nenek kerjakan di masa lampau? Apakah kisah itu mengenai saya?”

Nenek itu berhenti menulis dan berkata kepada cucunya: “Aku sedang menulis tentang kamu. Tapi hal yang jauh lebih penting daripada kata-kata adalah pensil yang aku pakai untuk menulis ini. Aku mengharapkan kamu kelak menjadi seperti pensil ini manakala kamu nanti tumbuh menjadi dewasa.”

Anak lelaki itu tertegun, kemudian mengamati pensil itu. Ternyata pensil itu bukan pensil yang istimewa. “Pensil itu pensil biasa, tidak lebih daripada pensil yang lain. Pensil itu seperti pensil yang pernah aku lihat”, kata anak lelaki itu.

“Tergantung pada bagaimana kamu melihat segala sesuatu. Ada lima kualitas dari pensil itu. Jika kamu dapat mengelola lima kualitas itu, kamu akan menjadi pribadi yang selalu damai bersama dunia.”

“Kualitas pertama: Kamu mampu menguasai segala sesuatu, tetapi kamu tidak pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing langkah-langkahmu. Kita menyebut tangan itu Allah, dan Ia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.”

“Kualitas kedua: Sekarang dan pada waktu yang akan datang, aku akan berhenti menulis, dan menggunakan alat peraut pensil. Peraut pensil itu akan membuat pensil sedikit menderita. Tapi setelah itu, pensil itu menjadi jauh lebih tajam. Karena itu, kamu juga harus belajar untuk menanggung  penderitaan dan kesedihan tertentu, karena penderitaan dan kesedihan itu akan membuatmu menjadi seorang pribadi yang lebih baik.”

“Kualitas ketiga: Pensil itu selalu mengizinkan kita untuk menggunakan karet penghapus untuk meralat kesalahan. Hal itu berarti bahwa mengoreksi sesuatu yang kita kerjakan itu bukan sesuatu yang jelek. Koreksi itu membantu kita untuk tetap menapaki jalan yang benar menuju keadilan.”

“Kualitas keempat: Apa yang bermakna dari pensil, tidak terletak pada unsur luarnya, tapi pada unsur dalamnya. Bukan pada kayunya, tapi pada batu grafitnya. Karena itu perlu selalu diperhatikan bagian dalam dirimu, apa yang terjadi pada bagian dalam dirimu.”

“Dan yang terakhir, kualitas yang kelima:  Pensil selalu meninggalkan tanda. Demikian juga kamu. Hendaknya kamu tahu segala sesuatu yang kamu kerjakan dalam hidup, yaitu: meninggalkan tanda, sehingga kamu mencoba menjadi sadar akan setiap hal yang kamu kerjakan.”


Sumber:
Paulo Coelho (2010), Like the Flowing River: Thoughts and Reflections, Harper Collins Publishers, London, p. 10-11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar