Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Sabtu, 02 Maret 2013

Francisco Garate: Penjaga Pintu yang Baik Hati

Francisco Garate lahir pada tanggal 3 Februari 1857 dari keluarga petani yang tinggal di Azpeitia, daerah di mana orang-orang Basque, seperti Ignatius Loyola, pernah lahir dan hidup. Pada umur 17 tahun dia masuk Novisiat Serikat Yesus di Poyanne Perancis, dan mengucapkan kaul pertamanya dalam Serikat Yesus sebagai Bruder pada tahun 1876. Selama 10 tahun ia mengabdikan dirinya untuk bekerja sebagai koster dan perawat di rumah sakit di Kolese La Guardia. Dia mengucapkan kaul terakhirnya pada tanggal 15 Agustus 1887. Sejak akhir Maret 1888 dia ditugaskan untuk menjadi koster dan penjaga pintu di Universitas Duesto, di Bilbao Spanyol.

Selama 42 tahun Bruder Francisco menjadi koster dan penjaga pintu Universitas Duesto milik Yesuit ini. Dia dikenal sebagai Bruder yang Baik Hati. Kinerjanya sebagai penjaga pintu sungguh dikagumi banyak orang: ramah, trampil dalam bernegosiasi, rendah hati, bijaksana, dekat dan akrab dengan Allah. Keutamaan-keutamaan dipraktekkan di dalam segala aspek kehidupannya secara luar biasa.

Sebagai penjaga pintu, Bruder Francisco mampu secara sempurna meneladan keutamaan yang dimiliki oleh seorang Bruder lain yang pernah hidup sebelumnya, yaitu Bruder Alphonsus Rodriguez SJ (1533-1617). Banyak orang menilai bahwa Bruder Francisco itu meniru persis Bruder pendahulunya yang secara konsisten ramah, sabar, dan cara bertindak yang tak kenal lelah ketika ia menjalankan tugasnya sehari-hari.

Ketika Pietro Boetto SJ, yang kemudian menjadi Uskup di Keuskupan Agung Genoa, bertanya kepadanya tentang bagaimana dia dapat menjaga diri untuk tetap ramah, tenang, tidak grundelan, tidak menggerutu, tidak bersungut-sungut, tidak mengeluh, dan tidak marah, tetapi tetap sabar sementara tuntutan pekerjaan begitu padat menyibukkannya, dia menjawab: “Sejauh saya bisa, saya mengerjakan tugas-tugas saya dengan sebaik-baiknya, dan memang saya melaksanakan tugas-tugas saya itu dengan sebaik-baiknya. Tuhan mengerjakan sisanya. Dengan bantuan-Nya, segala sesuatu menjadi mudah dan indah untuk dikerjakan karena kita memiliki Tuhan yang baik.”

Bruder Francisco dipanggil Tuhan pada tanggal 9 September 1929. Jenasahnya semula dimakamkan di kuburan setempat, tetapi kemudian dipindahkan ke Universitas Duesto dan di tempatkan di halaman kapel. Proses investigasi dilakukan oleh Keuskupan Victoria dan dikirim ke Roma pada Februari 1941. Paus Pius XII pernah menyatakan bahwa Bruder Francisco memiliki keutamaan-keutamaan yang bisa dijadikan teladan bagi banyak orang. Karena itu, jenasahnya dipindahkan ke dalam kapel kecil yang sudah dipersiapkan di Universitas Duesto.

Ketika acara beatifikasi berlangsung pada tanggal 6 Oktober 1985, Beato Yohanes Paulus II mengatakan: “Pesan pengudusan yang diberikan oleh Beato Francisco Garate kepada kita sungguhlah amat sederhana dan jelas. Dari muda, Francisco membuka hati lebar-lebar untuk Kristus yang mengetuk pintu hatinya dan mengundang dia untuk menjadi sahabat dan pengikutnya yang setia.

Seperti Maria, yang dicintai Tuhan sebagai ibu-Nya, Francisco menjawab dengan murah hati dan percaya tanpa batas terhadap panggilan yang penuh rahmat itu… Kemurahan hatinya telah dibuktikan kebenarannya oleh para mahasiswa, para professor/dosen, para karyawan, para orangtua yang datang berkunjung ke Universitas, yang menyapa Bruder dengan kata-kata mesra “Bruder yang Baik Hati”, dan yang melihat di dalam diri Bruder sikap ramah dan menyenangkan, yang mencerminkan seorang pribadi yang penuh perhatian pada orang lain dan seorang pribadi yang sungguh dekat dengan Tuhan.

Bruder Francisco Garate SJ telah memberikan kepada kita kesaksian nyata dan konkret tentang nilai kehidupan batin seorang manusia yang merasul melalui pekerjaannya. Hasilnya, ketika orang menyerahkan dirinya kepada Allah dan memusatkan seluruh hidupnya di dalam Dia, maka orang itu tidak perlu menunggu apa yang akhirnya nanti menjadi buah dari kerasulan itu. Dari pintu masuk Universitas, seorang Bruder Yesuit membuat kebaikan Allah menjadi nyata hadir pada diri orang lain dengan mewartakan Injil melalui karya pelayanan yang sederhana, yang dilaksanakan dengan tenang dan rendah hati.”

Apakah kita juga bersedia untuk menjadi seorang pewarta Injil seperti itu? Beato Francisco Garate, doakanlah kami selama Tahun Iman ini. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar