Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Sabtu, 16 April 2011

Kisah tentang Kejujuran

Seorang pengusaha sukses merasakan bahwa dirinya semakin tua dan dia sadar bahwa sudah waktunya bagi dia untuk memilih penggantinya untuk mengambil alih bisnisnya. Alih-alih memilih salah satu direkturnya atau anak-anaknya, dia memutuskan untuk melakukan hal lain yang berbeda.

Ia memanggil dan mengumpulkan semua eksekutif muda di dalam perusahaannya. “Inilah waktunya bagi saya untuk lengser dari kepemimpinan saya di perusahaan ini, dan saya akan memilih pemimpin berikut sebagai pengganti saya,” katanya. “Saya telah memutuskan salah satu di antara anda yang hadir dalam pertemuan ini,” tambahnya.

Para eksekutif yang masih muda itu kaget, tetapi pemimpin perusahaan itu melanjutkan kata-katanya. “Saya akan memberikan pada setiap diri anda, suatu benih hari ini, benih yang khusus untuk anda masing-masing. Saya ingin agar anda menanam benih ini, siramilah benih itu dengan air, dan berikanlah padanya rabuk supaya benih itu dapat bertumbuh dengan baik. Lalu setelah satu tahun, kembalilah anda kemari bersama dengan hasil yang dapat anda peroleh dari benih yang pernah saya berikan kepada anda itu. Saya akan memberikan penilaian atas tanaman yang anda bawa kepada saya, dan salah satu dari antara anda akan saya pilih menjadi pemimpin perusahaan ini sebagai pengganti saya.”

Salah seorang dari eksekutif muda itu bernama Yosef. Eksekutif muda ini, seperti juga eksekutif muda yang lain, hadir dalam pertemuan itu, dan menerima benih dari pemimpin perusahaannya. Setelah pulang ke rumah, Yosef menceritakan peristiwa itu kepada Maria isterinya dengan sangat antusias. Lalu, isterinya membantu Yosef suaminya untuk menyediakan pot, tanah, dan rabuk, dan kemudian benih yang dibawanya dari kantor itu ditanam.

Setiap hari, Yosef menyirami benih tanaman itu dan menjaganya hari demi hari, dan mengamatinya apakah sudah ada perkembangan. Setelah kira-kira tiga minggu, sebagian di antara eksekutif muda itu datang kepada Yosef dan menceritakan tentang benih dan tanaman yang mereka tanam dan sudah mulai bertumbuh. Yosef senantiasa mengawasi benihnya, tetapi tidak ada sesuatu perkembangan yang dapat ia lihat.
Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih juga tidak ada perkembangan yang bisa dia lihat. Mulai saat ini, teman-teman eksekutif yang lain berbicara tentang perkembangan tanamannya, tetapi Yosef tidak melihat adanya perkembangan dari benih yang ia tanam dan ia merasakan bahwa dirinya telah gagal.

Enam minggu berlalu. Masih juga benih yang ditanam Yosef tidak memperlihatkan adanya perkembangan. Tidak ada kehidupan di dalam pot di mana Yosef menanam benihnya. Ia tahu bahwa ia telah membunuh benih itu. Setiap orang dari eksekutif muda yang pernah diberi benih, dapat menunjukkan tanaman yang tumbuh, sementara miliknya tidak ada tanda-tanda kehidupan. Yosef tidak bisa mengatakan apa-apa kepada teman-temannya ketika teman-temannya bercerita tentang benih dan tanamannya. Memang dia hanya menyirami dengan air dan memberikan tanah dan rabuk. Dan dengan begitu dia mengharapkan tanaman itu bisa bertumbuh.

Setahun kemudian hari yang dinantikan oleh pemimpin perusahaannya tiba. Semua eksekutif muda perusahaan dikumpulkan dan mereka diminta untuk membawa tanaman yang selama satu tahun sudah dikembangkan, supaya pemimpin perusahaan dapat melihatnya.

Yosef menceritakan perihal tanamannya kepada isterinya, bahwa dia tidak akan membawa pot tanaman yang kosong itu ke hadapan pemimpin perusahaannya. Tetapi isterinya tetap meminta Yosef suaminya untuk jujur dengan apa yang telah terjadi. Pada hari yang dinantikan itu, Yosef merasakan bahwa perutnya sakit. Ia menantikan kedatangan hari-hari istimewa bagi hidupnya, tetapi dia merasakan bahwa dirinya telah gagal. Hatinya galau. Hatinya kacau. Tetapi, dia juga merasakan bahwa kata isterinya itu benar.

Ia mengambil pot yang kosong itu dan menaruhnya di atas meja, di ruang di mana ruang pertemuan para eksekutif bersama dengan pemimpin perusahaan akan diselenggarakan. Ketika Yosef masuk ke ruang pertemuan itu, dia terperangah karena tanaman yang tumbuh dalam pot itu beraneka ragam jenisnya. Dan tanaman itu yang telah dikembangkan oleh para eksekutif muda yang lain. Tanaman itu semuanya indah, baik bentuk dan maupun ukurannya. Yosef meletakkan potnya yang kosong itu di lantai, dan teman-teman eksekutif muda yang lain menertawakannya. Beberapa orang eksekutif muda menyayangkan mengapa tanaman Yosef tidak tumbuh.

Ketika pemimpin perusahaan itu datang, ia mengamati semua tanaman yang ada dalam ruangan itu. Dia memberikan salam kepada semua eksekutif muda yang hadir di situ. Sementara Yosef mencoba untuk menyembunyikan wajahnya di balik punggung teman-temannya karena malu. Dia duduk di kursi yang letaknya paling belakang.

“Sungguh luar biasa, benih, tanaman dan bunga-bunga yang sudah bertumbuh,” kata pemimpin perusahaan itu. “Hari ini salah satu di antara anda akan saya tunjuk sebagai pemimpin perusahaan untuk menggantikan saya,” katanya.

Sungguh tidak diduga, pemimpin perusahaan itu menunjuk Yosef, yang membawa pot kosong ke dalam ruangan itu, dan meminta kepada direktur keuangan untuk bersedia mendampingi Yosef maju ke depan. Yosef gemetar ketakutan. Ia berpikir, “Pemimpin perusahaan tahu bahwa dia telah gagal. Barangkali dia akan marah dan memberikan dia hukuman.” Ketika sampai di depan, pemimpin perusahaan itu meminta Yosef menceritakan apa yang terjadi pada benihnya. Yosef menceritakan apa yang telah terjadi pada benih yang setahun lalu pernah diserahkan kepadanya untuk ditanam.

Kemudian pemimpin perusahaan itu mempersilakan para eksekutif muda itu untuk duduk, kecuali Yosef. Dia memandang Yosef, dan kemudian mengumumkan kepada seluruh eksekutif muda  dan mengatakan: “Inilah pemimpin perusahaan yang akan menggantikan saya. Namanya Yosef.” Yakobus tidak percaya. Yosef telah gagal menanam benihnya. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi pemimpin perusahaan? Demikian kata-kata eksekutif muda yang lain.

Kemudian pemimpin perusahaan berkata, “Setahun yang lalu adalah hari ini. Saya telah memberikan kepada setiap orang di antara anda yang hadir di ruangan ini sebutir benih. Saya meminta kepada anda semua, supaya menanam benih itu, menyiraminya dengan air, dan membawanya kembali kepada saya hari ini. Tetapi waktu itu saya memberikan kepada anda benih yang sudah mati. Benih itu sudah saya masak dalam periuk dengan air panas yang mendidih. Benih itu sudah mati. Tidaklah mungkin bahwa benih itu akan hidup dan bertumbuh.

Kecuali Yosef, semua di antara eksekutif muda ini, telah membawa serta kepada saya tanaman, pohon dan bunga-bunganya. “Ketika anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, anda telah mengganti benih yang dulu pernah saya berikan kepada anda. Yosef adalah satu-satunya orang yang dengan berani dan jujur membawa kembali kepada saya sebuah pot beserta benih di dalamnya. Karena itu, dia adalah orang yang akan menjadi pemimpin perusahaan yang baru.”
Jika anda menanam kejujuran, anda akan menuai kepercayaan.
Jika anda menanam kebaikan, anda akan menuai sahabat.
Jika anda menanam kerendahan hati, anda akan menuai keagungan.
Jika anda menanam kegigihan, anda akan menuai kepuasan.
Jika anda menanam pertimbangan, anda akan menuai perspektif.
Jika anda menanam kerja keras, anda akan menuai keberhasilan.
Jika anda menanam pengampunan, anda akan menuai perdamaian.
Maka, berhati-hatilah dengan apa yang anda tanam; sebab apa yang anda tanam itu akan menentukan apa yang akan anda tuai kemudian.

Akhir kata, nasihat yang dapat dibaca pada teks yang melekat pada gambar wanita yang berjudul “Honesty” di kiri atas itu perlu diberi perhatian: “Lebih baik gagal dengan hormat daripada sukses dengan menipu”.
@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar