Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Jumat, 08 April 2011

Membangun Bisnis dengan Kejujuran

Kejujuran dan cinta adalah kunci sukses dalam bisnis. “Kejujuran adalah senjata yang paling baik untuk memerangi kebangkrutan dalam bisnis”, kata CEO-Ford. “Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil.” (Amsal 20: 17).

Menurut pengakuan seorang etikus yang ternama Profesor Lewis Smedes, kejujuran itu penting. Mengapa penting? Kejujuran itu penting, karena tiga alasan: (1) membangun kepercayaan; (2) membangun komunitas, dan (3) melindungi martabat manusia.

Kepercayaan

Tanpa komunikasi yang jujur, kepercayaan sulit dibangun: segala bentuk kerjasama menuntut kepercayaan. Kalau kepercayaan bisa dipegang, maka keuntungan yang didapat. Seorang pekerja yang pekerjaan sehari-harinya membuat tata buku, dia dapat menjumlah nilai kejujuran pada neraca perusahaan sebagai bagian dari “kehendak baik”-nya sebagai pekerja. Mitra kerja yang berkait dengan pekerjaannya saling bekerjasama satu sama lain dalam memenuhi kewajiban; atasan mengharapkan bawahan memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, para pembeli tergantung pada supplier untuk mengirim barang yang berkualitas di dalam cara yang tepat waktu.

Studi menunjukkan bahwa para karyawan yang percaya bahwa majikannya itu jujur maka ia akan menjadi pekerja keras yang jujur pula. Namun, apabila kepercayaan itu dilanggar, maka produktivitas karyawan akan berkurang. Norman Bowie pernah menunjukkan bukti nyata yang membedakan antara perusahaan Chrysler dengan perusahaan General Motor’s. Norman Bowie mengatakan bahwa para karyawan perusahaan Chrysler menunjukkan kualitas kerja yang buruk sebagai akibat dari ketidakpercayaan mereka kepada manajemen. Sementara karyawan General Motor’s yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap manajemen perusahaan menunjukkan kualitas dan produktivitas kerja yang lebih baik, bahkan unggul.

Komunitas

Nilai kedua dari kejujuran adalah bahwa kejujuran itu bisa membangun komunitas. Ketika individu percaya satu sama lain, maka jaringan hubungan kerja dapat dibangun. Karena kepercayaan itu dihargai tinggi, maka harapan yang lebih besar untuk kejujuran dikenakan pada diri orang-orang seperti: manajer, marketer dan akuntan/pengurus keuangan. Hasilnya adalah komunitas saling percaya. Sissela Bok pernah menulis: “The veneer of social trust is often thin … Trust is a social good to be protected just as much as the air we breathe or the water we drink. When it is damaged, the community as a whole suffers; and when it is destroyed, societies falter and collapse”. Dia mengatakan, “Lapisan kepercayaan sosial itu sungguh tipis. Maka, kepercayaan sosial itu harus kita jaga sedemikian rupa seperti layaknya juga udara yang kita hirup dan air yang kita minum. Kalau kepercayaan sosial itu rusak, maka komunitas sebagai keseluruhan juga akan menderita; dan ketika kepercayaan itu rusak, masyarakat menjadi goyang dan runtuh."

Komunitas yang kurang menghormati nilai kejujuran biasanya dengan cepat mengembang-biakkan budaya penipuan. Sebuah perusahaan bernama Rita harus menelan biaya karena harus menanggung konsekuensi jangka panjang karena karyawan baru belajar bahwa kejujuran dalam bidang perpajakan dipandang sebagai sesuatu yang naïf. Akibatnya yang terjadi dalam kehidupan perusahaan adalah: pemborosan, komunikasi yang tertutup, pendirian tembok-tembok batas kelompok, dana untuk keperluan tertentu saja, perang dingin, dokumentasi yang menumpuk dan intrik politik. Perusahaan yang beroperasi seperti itu masuk dalam situasi tidak stabil karena adanya ketakutan setiap waktu akan terantuk pada batu. Seorang penulis lain pernah mengatakan: “Tanpa kepercayaan, kita mengubah komunitas menjadi kumpulan manusia, mengubah masyarakat menjadi kelompok orang jalanan.”

Martabat manusia

Nilai ketiga dari kejujuran adalah bahwa menghormati martabat manusia mereka yang terlibat langsung dalam komunikasi. Mereka yang menerima berita benar akan mengolahnya secara benar dan dapat mengambil keputusan yang benar. Di dalam dunia medis, para dokter dituntut untuk melayani pasien dengan data lengkap untuk menjamin bahwa segala perhatian dan pelayanan sungguh dapat dilakukan berdasarkan pada informasi yang lengkap dan benar. Konsep “informed consent” (keputusan yang berbasis pada data informasi lengkap dan benar) juga diterapkan pada pemasaran, di mana martabat pengambil keputusan (misalnya: konsumen, pemegang saham, karyawan, dan mitra kerja) harus dilindungi dengan memberikan informasi yang cukup untuk mengambil pilihan-pilihan keputusan.

Penipuan dapat membawa orang kepada beberapa konsekuensi yang membahayakan, karena menyerang akar-akar dari kejujuran, yaitu: kepercayaan, komunitas dan martabat manusia. Hubungan jangka panjang dinodai oleh tindakan jangka pendek yang sarat dengan kepentingan. @@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar