Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Kamis, 23 Juni 2011

Maria Bunda Penolong Abadi

Dalam sebuah pelayaran mengarungi samudra, sebuah kapal diterpa badai. Semua penumpang panik termasuk kapten kapal dan anak buahnya. Berbagai usaha telah dicoba agar kapal tidak tenggelam. Namun tampaknya sia-sia. Semua penumpang pasrah. Seorang penumpang kemudian teringat bawaannya. Ia buka bungkusannya. Nampak sebuah gambar Bunda Maria. Ia amati sebentar dan dia teringat gambar itu barangkali bisa membantu. "Mari kita berdoa mohon perlindungan Maria Bintang Laut". Suaranya hampir-hampir tidak kedengaran ditelan bunyi gelombang. Ia ulangi sekali lagi sambil memperlihatkan lukisan Bunda Maria yang dia pegang di tangannya. Semua mata tertuju ke gambar itu. Mereka kemudian berlutut walaupun dalam keadaan oleng sambil berdoa.

Tiba-tiba langit yang tadinya gelap berawan, menjadi cerah. Angin yang selama beberapa jam membuat perahu oleng, mulai reda. Begitu juga gelombang laut pelan-pelan menjadi teduh. Kapal seolah berlayar di atas minyak yang tenang. Akhirnya kapal merapat di pelabuhan Roma. Semua penumpang selamat.
Pemilik gambar itu langsung menuju rumah kawannya. Sayang, usianya tidak lama. Namun, sebelum meninggal ia berpesan kepada kawannya agar lukisan itu diberikan kepada salah satu gereja di Roma. Kawannya melihat lukisan itu indah. Selain indah juga aneh. Tidak sebagaimana lukisan Bunda Maria yang pernah ia lihat, lukisan ini memberi suatu pesan khusus yang sulit dilupakan.

Gambar ajaib itu memperlihatkan Bunda Maria sedang menggendong Kanak-kanak Yesus. Sikap dan wajah Yesus memperlihatkan rasa cemas. Yesus yang masih kecil itu nampaknya mencari perlindungan pada Ibu-Nya. Tangannya yang masih mungil menggenggam erat tangan Ibu Maria. Mata Yesus menunjukkan rasa cemas. Keterkejutan dan menyelamatkan diri secara tergesa-gesa nampak dari salah satu sandal-Nya yang hampir lepas dan tergantung.

Menurut keterangan pelukisnya, lukisan itu menunjukkan saat ketika Yesus sedang bermain-main. Tiba-tiba datang dua orang malaikat pada-Nya. Yesus terkejut. Ia segera lari ke pangkuan Ibu-Nya, mohon perlindungan. Ibu Maria juga sempat terkejut sebelum mengetahui apa yang terjadi. Yesus amat tergesa-gesa hingga tidak sempat memperhatikan sandalnya yang hampir hilang.

Ada alasan yang kuat mengapa Yesus kecil terkejut melihat kedua malaikat itu. Utusan Tuhan itu memperlihatkan secara jelas salib, paku-paku, lembing, dan bunga karang yang penuh cuka dan empedu. Barang-barang ini kita tahu kemudian menjadi alat kesengsaraan Yesus ketika memikul salib dan wafat di Kalvari.

Sebagai anak kecil, Yesus ketakutan. Ia merasa ngeri. Karena itu, Ia memeluk Maria. Jari-jari-Nya gemetar dalam genggaman yang aman Bunda Maria. Kemudian dengan penuh kasih keibuan, Maria merapatkan Kanak-kanak Yesus lebih dekat ke tubuh-Nya dengan tangan kiri-Nya. Di dalam pelukan Maria yang memandang dengan rasa haru dan kasih sayang, Yesus merasa aman karena Maria memeluk-Nya seraya memberi keyakinan. Tangan Kristus yang menggenggam erat tangan Bunda-Nya mengingatkan kita bahwa Dia mempercayakan diri sepenuhnya kepada Ibu-Nya yang terkasih dan menunjukkan kita pun akan aman berada di dalam asuhan-Nya.

Kawan pemilik gambar itu memang tertarik karena anehnya lukisan itu. Ia tidak sadar, lukisan itu menyimpan sejumlah misteri. Malam harinya ketika tidur, Maria menampakkan diri kepadanya. Dalam mimpinya, Maria mengingatkan dia agar mengikuti pesan kawannya sebelum meninggal yaitu menyerahkan lukisan itu kepada salah satu gereja.

Mimpi itu disampaikan kepada istrinya tapi mereka masih tetap menyimpan lukisan itu. Tidak lama kemudian orang itu meninggal. Rupanya, istrinya juga tertarik dan menyukai gambar itu. Ia bertekad menyimpannya walau ada pesan khusus dari suaminya. Maria kembali mengingatkan keluarga itu melalui anak gadisnya. "Ibu, aku melihat seorang wanita yang amat cantik. Wanita itu berkata kepadaku, katakan kepada ibumu, Bunda Penolong Abadi minta supaya lukisan diri-Nya ditempatkan di salah satu gereja. Begitulah pesannya, Bu." Sang janda ingin melaksanakan pesan itu, tetapi ia ditertawakan sesama ibu di wilayahnya. Ia menjadi lebih tertarik lagi ketika salah seorang temannya jatuh sakit. Temannya itu tiba-tiba sembuh setelah minta maaf kepada Maria dengan menyentuh lukisan itu.

Akhirnya, lukisan itu diserahkan kepada gereja St. Alfonsus di Roma. Selama 300 tahun, lukisan itu tersimpan di sana. Selama itu pula tempat itu menjadi terkenal karena mukjizat-mukjizat yang terjadi. Tahun 1798, di masa perang Napoleon, para imam diusir. Tapi salah seorang imam sempat menyimpan lukisan itu di sebuah kapel kecil. Lukisan itu terlupakan selama 70 tahun.

Untung ada seorang bruder tua yang masih ingat riwayat lukisan itu. Ia menceritakannya kepada seorang anak kecil yang kemudian menjadi imam Redemptoris. Bocah itu ini menceritakan pula riwayat gambar itu kepada sesama imam Redemptoris. Akhirnya berita ini sampai ke telinga Paus. Paus memberi perintah, agar gambar tersebut diperlihatkan dan dihormati kembali serta ditempatkan di tempatnya semula, yaitu di tempat yang dipilih sendiri oleh Bunda Maria.

Gambar asli dilukiskan di atas kayu, usianya kira-kira 500 tahun. Tahun 1866, gambar itu secara resmi ditempatkan di gereja St. Alfonsus di Roma. Paus Pius IX berpesan kepada para imam Redemptoris, "perkenalkanlah Dia ke seluruh dunia." Sejak saat itu, gambar diperbanyak. Duplikatnya disebarkan ke seluruh dunia.

Hingga kini banyak umat yang memberi penghormatan khusus kepada Maria Penolong Abadi mendapat banyak berkat dan ada pula yang mengalami mukjizat secara khusus. Konsili Vatikan II dalam salah satu butir penghormatan kepada Maria memberikan nama Penolong Abadi kepada Maria. Alasannya ialah karena nama itu secara ajaib menonjolkan dan menekankan pengasuhan ibu yang dilaksanakan Maria terhadap Gereja yang kini masih berjuang di dunia.

Penjelasan makna lambang-lambang pada gambar: Paraf Yunani di sudut kiri dan kanan atas gambar berarti Bunda Allah. Bintang di mahkota Maria bermakna, beliaulah Bintang Laut, yang membawa cahaya Kristus kepada kegelapan dunia ini. Bintang yang membimbing kita dengan aman menuju rumah surgawi. Malaikat Agung Mikael di sebelah kiri memegang lembing dan bunga karang dan dalam huruf yunani namanya dituliskan di atasnya. Mulut Maria digambar mungil sebagai lambang sedikit berbicara dan dalamnya kehidupan kontemplasi sang perawan. Jubah Maria berwarna merah, warna yang dikenakan oleh para perawan pada zaman Kristus. Mantel biru tua yang dikenakan Maria seperti para ibu di Palestina, melambangkan Maria adalah perawan dan ibu.

Tangan-tangan Kristus yang menggenggam erat ibu jari Bunda-Nya menyatakan kepada kita, kepercayaan yang kita harus berikan di dalam doa-doa kepada Ibu Maria. Mahkota emas dilukis dalam gambar aslinya merupakan tanda dari banyaknya doa yang terkabul yang ditujukan kepada Bunda Maria yang disebut sebagai Bunda Penolong Abadi. Malaikat Gabriel di sebelah kanan memegang salib dan paku-paku dan huruf Yunani untuk namanya ditulis di atasnya.

Mata Maria digambarkan besar, mata itu melihat tembus pada kebutuhan-kebutuhan kita dan mengundang permohonan-permohonan. Huruf di sebelah wajah Yesus bila diterjemahkan berarti "Yesus Kristus". Tangan kiri Bunda Maria menopang Kristus dengan eratnya menyatakan kepada kita jaminan yang kita peroleh dalam pengabdian terhadap Bunda Allah. Sandal yang terjatuh, suatu tanda bahwa bagi mereka yang merenungkan sengsara Kristus, akan memperoleh penyelamatan dan memasuki jenjang pewarisannya yang abadi. @@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar