Hidup Berbagi

Hidup Berbagi
Gotong Royong dalam Kerja

Rabu, 22 Juni 2011

Maria Mediatrix dalam Tradisi Gereja

“Mediator” adalah kata Latin yang berarti “perantara” (lelaki). “Mediatrix” juga berarti “perantara” (perempuan); Santa Perawan Maria (perempuan) diberi gelar “Mediatrix”, artinya Maria Perantara. Pada awal abad ke-4, Bapa-bapa Gereja dan para santo telah mengenal Maria Mediatrix, Maria Perantara. Pada abad ke-4, Antipater dari Bostra, salah satu dari Bapak Konsili Efesus (AD 431), menulis: “Salam engkau yang menjadi perantara manusia.”

Pada abad ke-8, St. Germanus mengatakan: “Tidak seorang memberikan anugerah, tanpa melalui dia, yaitu yang tersuci; tidak ada rahmat belas kasih diperlihatkan kepada siapa pun juga kecuali oleh dia, yang sangat dihormati.” Pada abad ke-15, St Bernardine dari Siena menulis: “Ada proses mengenai rahmat ilahi, yaitu: dari Allah rahmat itu mengalir kepada Kristus, dari Kristus mengalir kepada Bunda Maria, dan dari Bunda Maria mengalir kepada Gereja.”

Menurut Santo Thomas Aquinas, hanya Kristuslah pengantara yang sempurna antara Allah dan umat manusia. Tetapi juga tidak disangkal suatu fakta bahwa pribadi lain disebut juga sebagai perantara karena mereka membantu dan menyiapkan kesatuan hubungan antara Allah dan manusia. Tidak ada masalah di antara orang kristiani dan para teolog Katolik bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Tetapi tidak mengesampingkan partisipasi Santa Perawan Maria dalam keperantaraan dengan Putera-nya. Pada abad ke-19 kata “Mediatrix” sudah dipakai pada surat apostolic “Ineffabilis Deus” dari Paus Pius XI, pada ensiklik “Rosario” dari Paus Leo XIII, pada ensiklik “Ad Diem Illium” dari Paus Benediktus XV.

Paus Yohanes Paulus II adalah orang yang memiliki keyakinan yang teguh terhadap ajaran tentang Maria perantara segala rahmat, yang dibuktikan melalui tulisan dan pengumuman mengenai perihal itu.
Dalam ensiklik “Redemptoris Mater” (1987), Paus Yohanes Paulus II mengatakan: “Maria menempatkan diri sebagai Perantara antara Puteranya dan umat manusia dalam realitas keinginan, kebutuhan, dan penderitaan. Dalam posisinya sebagai Bunda, Maria menempatkan dirinya di tengah, bertindak sebagai perantara. Dalam posisi seperti itu Maria bisa menunjukkan kepada Puteranya apa yang dibutuhkan umat manusia. Pada kenyataannya, ia punya hak-hak untuk melakukan posisi itu.”

Pada pertemuan umum yang terjadi pada tanggal 24 September 1997, Paus Yohanes Paulus II mengatakan: “Orang-orang kristiani berdoa kepada Maria sebagai penasihat, penolong, pembantu dan perantara. Maria mengantarai kita, membela kita dan melindungi kita; Maria membantu kita dalam hal kebutuhan-kebutuhan kita; Maria mendukung mereka yang mengalami kejatuhan, dan menyampaikan doa-doa kita kepada Kristus, membela kita terus menerus.” @@@

1 komentar:

  1. Miryam hanyalah manusia biasa dan sekarang sedang menantikan pembangkitan kembali tubuhnya di akhir zaman bersama sama orang oran kudus lainnya. Sumber pertolongan kita tidak didapat dari Yeshua melalui Miryam, tetapi dari Bapa melalui Yeshua.

    BalasHapus